Berbagai fungsi unik Layang -Layang

Permainan Tradisional - , Layang-layang, layangan, atau wau (di sebagian wilayah Semenanjung Malaya) merupakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali. Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya. Dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat permainan, layang-layang diketahui juga memiliki fungsi ritual, alat bantu memancing atau menjerat, menjadi alat bantu penelitian ilmiah, serta media energi alternatif.



Terdapat berbagai tipe layang-layang permainan dan yang paling umum adalah layang-layang hias (dalam bahasa Betawi disebut Koang) dan layang-layang aduan (laga). Terdapat pula layang-layang yang diberi sendaringan yang dapat mengeluarkan suara karena hembusan angin.

Sebagai alat permainan



Layang-layang buat permainan dapat berupa layang-layang hias atau layang-layang aduan. Layang-layang buat aduan biasanya dimainkan pada masa pancaroba, sebab angin berhembus sangat kuat pada saat itu.

Sebagai Ritual

Layang-layang laga biasanya dimainan oleh anak-anak pada masa pancaroba karena biasanya angin berhembus kuat pada masa itu.

Di beberapa daerah di Nusantara, layang-layang dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu, biasanya terkait dengan proses budidaya pertanian.

Layang-layang paling sederhana terbuat dari helai daun yang diberi kerangka dari bambu dan diikat dengan serat rotan. Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai di Sulawesi.

Sebagai Alat Bantu Memancing



Di Jawa Barat, Lampung dan beberapa tempat di Indonesia ditemukan layang-layang yang dipakai sebagai alat bantu memancing.

Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu dan dihubungkan dengan mata kail.

Sebagai Penghemat Bahan Bakar



Layang-layang raksasa dari bahan sintetis sekarang telah dicoba menjadi alat untuk menghemat penggunaan bahan bakar kapal pengangkut.

Pada saat angin berhembus kencang, kapal akan membentangkan layar raksasa seperti layang-layang yang akan menarik kapal, sehingga menghemat pengguanan bahan bakar.

Sebagai alat bantu penelitian



Benjamin Franklin
yang menggunakan layang-layang sebagai alat percobaan mencari listrik. Benjamin Franklin menerbangkan layang-layang yang terhubung dengan kunci untuk membuktikkan bahwa petir membawa muatan listrik.

berdasarkan nilai historynyalayang-layang mempunyai banyak fungsi dan manfaat, ini baru sebagian kecil dari keanekaragaman layang-layangdi indonesia

Layang-layang Tradisional (Kaghati) Usianya 4 Ribu Tahun

KBRN,Kendari : Layang-layang tradisional dari kabupaten Muna - Sulawesi Tenggara (Sultra) yang di sebut Kaghati, bahan bakunya yang terbuat dari daun Kolope atau daun Gadung, tali layangan dari serat nenas hutan dan rangkanya dari bambu, merupakan warisan nenek moyang yang hingga kini teteap di lestarikan dan dikagumi masyarakat setempat, bahkan masyarakat di seluruh tanah air hingga di seluruh belahan negara.

Layang-layang tradisional ini telah hadir dalam festival layang-layang bertaraf internasional setiap tahunnya dibeberapa Negara Eropa sejak tahun 1993 lalu dan masuk dalam kalender Even Internasional.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Muna, Drs. TARMON di Muna, Minggu (11/06) mengatakan, permainan layang-layang (kaghati) oleh nenek moyang masyarakat muna, sejak 4 ribu tahun lalu atau sebelum masehi karena berdasarkan hasil penelitian arkeologi kebangsaan jerman pada tahun 1992 lalu, ditemuka lukisan tangan manusia di dalam gua liangkabhori yang menggambarkan layang-layang.

Menurut Tarmon, layang-layang pertama kali di buat di muka bumi ini,berasal dari kabupaten Muna (Sultra) sesuai dengan hasil penelitian, bukan dari Negri China seperti yang diketahui selama ini.

" Yang mengakui dari Kanada, Amerika bahwa laying-layang itu adalah sumber pertama dari China, ternyata diadakan penelitian secara ilmiyah terus menerus, tidak bisa dibuktikan dari China, ternyata di temukan di Gua yang ada di kabupaten Muna." Ungkap Tarmon.

Disamping Kaghati dizaman sebelum masehi kata Tarmon, juga ada kamanu-manu atau layang-layang yang terbuat dari tiga helai daun kolope atau gadung, lalu di rangkai dengan lidi yang terbuat dari bambu yang telah dianyam.

"Di muna, disamping kaghati, juga dikenal kamanu-manu dari Kolope ini lalu dibuatkan ada semacam lio(Bahasa daerah Muna) atau lidi,kiri kanannya ditaruh dengan bulu ayam lalu dikasi terbang." Tambah Tarmon.

Permainan layang-layang tradisional (Kaghati) dari Muna di Negara Eropa disebut raja layang-layang saat ditampilkan dalam festival layang-layang Internasional dan pada 2009 lalu, festifal tersebut di lakukan di kabupaten Muna (Sultra) sedangkan di 2011 ini akan berlangsung di Denpasar (Bali).

sumber :rrikendari.co.id

wayang dari daun dan ranting singkong



Permaian Anak Tradisional,sahabat satu lagi permainan tradisional yang kretif yaitu membuat wayang dari ranting dan daun singkong permainan ini dahulu banyak di sekitar pulau jawa untuk daerah lain mungkin juga ada, bisa saling share di siniberikut ini beberapa gambar tentag wayang-wayangan dari daun singkong









untuk cara membuatnya penulis belum mempunyai dta yang lengkap, insya alloh jika sudah ada akan segera di posting... bagi sahabat yang ingin berbagi sangat bisa...

Kaghati Dimuseumkan di Italia

Kaghati Dimuseumkan di Italia, Hal yang sangat membanggakan jika kaghati atau layang-layang produk Muna dikagumi bangsa lain, apalagi sampai disimpan di museum untuk diabadikan. Ini seperti dilakukan Walikota Servia, Italia menyimpan kaghati dalam ukuran kecil di museumnya.



“Saat baru – baru ini, kami mengikuti festival Kebudayaan nasional di Negara Italia, banyak layang – layang yang berukuran kecil dipajang di depan ruang tamu mereka. Dan setiap negara yang mengikuti iven tersebut, semua memiliki benda sejarah itu. Saat pertukaran cindera mata, salah satu walikota yang ada di negara tersebut yakni Walikota Servia, layang - layang kamanu – manu atau yang berukuran kecil, diambilnya dan di museumkan di Kota tersebut,” kata Kadis Pariwisata Muna, Hasanuddin Rabali, di ruang kerjanya, kemarin.

Bukan hanya itu, yang mengembirakan juga di acara festival yang mulai dilaksanakan awal Mei 2009, Muna terpilih jadi juara I, di lomba kaghati mengalahkan beberapa negara lainnya. Padahal menurut Hasanuddin, kaghati atau layang-layang dari negara lain model dan coraknya tidak kalah dengan kaghati Muna.



Atas dasar itulah, sehingga Italia merekomendasikan kepihaknya, agar tetap menjaga keaslian kaghati Muna. Termasuk Gua Sugi Pattani yang terletak di Kecamatan Lohia, Muna. Dimana didalamnya tergambar kaghati.

“Gua Sugi Patani, sangat disakralkan oleh Negara Italia. Yang mana Negara tersebut pernah menyelidiki sejara Kaghati di daerah itu. Saat itu, beberapa negara yang ada di dunia ini banyak yang memperdebatkan, peristiwa pertama kalinya layang – layang ditemukan itu berasal dari mana. Dan dalam penelitiannya negara itu, bahwa sejarah Layang – layang pertama kali ada di dunia adalah berasal ari daerah Muna, yang bertempat di Gua Sugi Patani, serta itu memang terbukti dengan cerita yang ada di dinding gua tersebut,” ungkap Hasanuddin.

Selain Italia, kaghati Muna juga di museumkan Perancis. Ini dilakukan setelah Muna dapat juara I pada lomba yang sama di Perancis. “Buktinya salah satu benda sejarah yang diperdebatkan oleh beberapa negara yang ada di dunia, Kaghatilah yang sekarang ini telah di museumakn di Museum Negara Perancis,” terangnya.

Sekedar diketahui Muna mengikuti kegiatan itu atas undangan yang diberikan oleh salah satu organisasi swasta yang ada di Asia yakni Ligong. Undangan itu berisi Muna yang mewakili Negara Indonesia untuk mengikuti perlombaan Seni Budaya tradisional di Negara Italia. Utamanya tari tradisional dan Kaghati atau Layang – layang

sumber : http://radarbuton.com

Permainan Sondok-sondokan

Sondok-sondokan adalah permainan tradisional di Kuansing tepatnya di Kenegerian Sentajo. Sondok-sondokan atau cari-carian merupakan permainan anak-anak tempo dulu, dimana permainan ini diangkat dari disebuah desa yang ada di Kenegerian Sentajo lebih tepatnya di Koto Sentajo. Apakah permainan ini ada diseluruh Desa sekenegerian sentajo? Penulis tidak tau persis, karena permainan ini ada pada masa kanak-kanak, dimana kegiatan yang dilakukan anak-anak pada masa itu selalu tidak akan terlalu jauh dari lingkungan mereka, maklumlah kehidupan dikampung pada tahun 80an.

Koto Sentajo terutama pada dusun Gonting memiliki kontur dengan sedikit berbukit sehingga semakin nyaman digunakan untuk permainan Sondok-sondok an, apalagi ditambah dengan adanya pelak milik masyarakat, dimana pelak ini semangkin menciptakan semangat permainan bagi para peserta, sebab didalam pelak ini selalu terdapat tumbuh-tumbahan yang ditanam pemiliknya untuk kebutuhan hidup sehari-hari seperti Pisang, Jeruk nipis, terong, Kunyit dan berbagai keperluan dapur lainnya. Dengan adanya berbagai tanaman dalam pelak Tersebut semakin elok sebagai tempat permainan ini.

Permainan Sondok-sondok an terbagi menjadi 2 Jenis Permainannya yaitu Tonggak Dingin dan Tonggak Bantuan, dimana kedua permainan ini mempunyai perbedaan, tonggak dingin biasanya dilakukan oleh anak-anak yang lebih kecil dari peserta Tonggak Bantuan, dimana peserta Tonggak Bantuan berumur antara 11 – 14 tahun, permainan tonggak dingin selalu dilakukan pada siang hari, sedangkan Tonggak bantuan Dilakukan Pada malam hari pada saat terang bulan, baik pada saat cahaya bulan penuh maupun pada cahaya bulan sabit, dimana pada saat bulan sabit akan lebih menantang karena cahaya dengan sedikit gelap dan samar-samar.

Waktu permainan ini biasanya dilakukan setelah pulang mengaji sekitar jam 20.00 WIB, pada malam-malam sekolah biasanya sampai jam 22.00 WIB, tapi tidak terlalu sering permainan ini dilakukan pada malam-malam tersebut kecuali hari libur sekolah, biasanya permainan ini sering dilakukan pada malam minggu, dimana pada malam minggu biasanya dilakukan sampai larut malam, dan tidak tertutup kemungkinan sampai jam 00.00 WIB.

Dalam permainan ini menggunakan Tonggak sebagai alat bantu utama, dimana tonggak yang digunakan yaitu Pohon yang ada disekitaran lokasi permainan, dimana tonggak yang pakai untuk permainan tersebut hanya 1 pohon. Pada tulisan ini hanya akan menceritakan permainan sondok-sondok an tonggak bantuan.

Penetapan kawan
Sebelum permainan dimulai maka harus dilakukan dulu penetapan kawan masing-masing, dimana satu regu hanya terdiri dari 2 (dua) orang, dalam pembagian kawan ini bisa ditentukan secara langsung seperti sit jari dan bisa juga dengan cara undian, walaupun permainan dimalam hari pesertanya bukan saja laki-laki namun perumpuan juga tidak ketinggalan untuk ikut serta, jumlah regu yang akan bermain tidak terbatas, sebab dalam hal ini tergantung berapa jumlah yang ada pada malam itu, idealnya dalam permainan paling sedikit sekitar 7 Regu atau 14 orang, semakin banyak regu dalam permainan ini semakin seru dalam pelaksanaannya.

Penentuan Batas
Apabila regu atau pasangan masing-masing telah didapat dan ditetapkan, langkah berikut adalah menetapkan batas-batas persembunyian yang akan disepakati bersama, melalui musyawarah yang tidak terlalu lama biasanya batas-batas bisa ditentukan, jarak terjauh dari tiang biasanya berkisar 250 M, dalam penetapan batas ini tidak terfokus pada jauhnya jarak, namun biasanya ditentukan dengan menunjuk pada objek-objek tertentu seperti jalan, rumah penduduk, Pinggir Sawah dan sebagainya.

Pada kesempatan ini juga membahas pelanggaran yang dilakukan oleh masing-masing regu, dimana pelanggaran yang dilakukan akan mengakibatkan kekalahan akan berpindah pada pihak yang melanggar aturan yang telah disepakati bersama. Ada dua pelanggaran yang harus diwaspadai oleh para peserta pertama memegang tonggak sebelum yang kalah memegang Tonggak tersebut. Kedua Melewati batas yang telah ditetapkan melebihi batas toleransi, pada pelanggaran ini biasanya sangat dituntut kejujuran, sebab apabila ada salah satu peserta melewati batas dan diketahui oleh peserta selain regu yang melanggar, dengan saksi lebih dari 3 orang, maka yang mengetahui tadi akan melapor pada yang kalah, maka berpindahlah kemenangan pada yang kalah tadi dan permainan harus di ulang.

Inti Permainan
Saatnya permainan dimulai, tapi sebelum permainan dimulai tentu ada yang kalah, dimana yang kalahlah yang akan mencari orang yang ber sembunyi nanti, dalam penentuan regu kalah biasanya yang lazim dilakukan dengan cara sit jari, dimana salah seorang dari masing-masing regu mengadakan sit jari secara bersama-sama. Setelah satu regu yang kalah telah diketahui barulah dimulai permainan sondok sondok an tonggak bantuan tersebut.


Awal permainan ini dimulai dimana regu (2 orang) yang kalah dengan memejamkan/menutup mata sambil menghadap kearah tonggak, kemudian pemenang sambil berlari mencari persembunyian, sambil berlari biasanya salah satu atau beberapa peserta sambil mengucapkan olun-olun berarti waktu yang kalah untuk membuka mata belum selesai. Lalu bagaimana isyarat bagi yang kalah bahwa satiap peserta betul-betul telah bersembunyi? Biasanya isyarat bagi regu yang kalah saatnya untuk membuka mata yaitu setelah tidak ada lagi terdengar suara peserta yang mau bersembunyi, dimana saat kondisi seperti itulah yang kalah untuk membuka matanya.

Apabila semua telah bersembunyi suasana dalam keheningan malam akan terasa pada saat itu, dua orang yang kalah tadi bersiap untuk mencari setiap peserta permainan, dalam percarian kedua peserta yang kalah tersebut harus berpencar atau berpisah arah, ini dilakukan agar lebih konsentrasi dalam pencarian, selama dalam pencarian inilah tonggak tidak boleh di pegang oleh peserta yang menang, kalau ada salah seorang yang memegang tonggak tersebut maka dengan kawan satu regu akan menjadi pihak yang kalah, tapi biasanya jarang terjadi hal tersebut sebab semua peserta berusaha mencari lokasi yang sulit dan kalau bisa berada pada lokasi terjauh dari tonggak.

Pencarian yang dilakukan memang penuh dengan tantangan sebab peserta yang kalah tersebut harus berjalan sendiri-sendiri dalam menyusuri setiap arena, sampai memanjat Pelak sekalipun harus dilakukan karena setiap pelak biasanya dipagar, setiap medan harus ditelusuri dengan cara diam-diam, kalau bersuara dalam pencarian akan diketahui oleh peserta yang sedang bersembunyi, biasanya peserta yang kalah harus berusaha datang dari belakang peserta yang sedang bersembunyi tersebut, kalau datang dari depan maka akan ketahuan sehingga yang bersembunyi dengan diam-diam juga bersiap untuk berpindah ketempat lain, cara berpindahnya pun harus penuh kejelian dan kehati-hatian sebab kalau tidak di keheningan malam nan sunyi suara sekecil apapun terkadang bisa terdengar sehingga akan keliatan oleh sipencari.

Berbagai cara persembunyian merupakan sudah menjadi hal biasa dilakukan oleh peserta yang menang, mulai dari berdiri, jongkok, maupun sambil tiarap. Ini tergantung pada kondisi yang ada, lalu kapan peserta menyerah dalam pencarian? Peserta menyerah dalam pencarian biasanya setelah keliatan oleh peserta yang kalah, sambil menyebut nama salah satu peserta yang menang setelah kelihatan, maka yang menang tadi akan keluar pertanda persembunyiannya telah berakhir, biasanya kalau sipencari atau yang kalah berpapasan langsung dengan yang bersembunyi pasti orangnya langsung diketahui, namun jika yang sedang dicari agak berjarak tentu akan samar-samar adanya, maka dalam hal seperti ini peserta yang kalah biasanya menandai ciri-ciri dari peserta sebelum bersembunyi, mulai dari warna celana, warna baju bahkan postur tubuh, kalau peserta yang sedang dicari hanya sedikit terlihat lalu lari, biasanya sipencari menyebut nama peserta dimaksud dengan cara berulang-ulang, kenapa demikian? Biasanya yang menang tidak akan menyerah begitu saja namun kejujuran para peserta sangat kelihatan dan tidak akan membela diri secara berlebihan dalam keadaan seperti ini.

Peserta yang kalah harus mencari sebanyak mungkin semua peserta yang menang kalau bisa semuanya ditemukan, sebab kalau tidak akan menjadi rumit, mengapa demikian? Misalnya yang ada 10 Regu otomatis yang bersembunyi ada 9 regu dengan jumlah 18 orang, setelah didapat peserta yang bersembunyi yang kalah harus kembali ke tonggak untuk memegang tonggak sambil menyebut nama peserta yang telah didapat, setelah yang kalah memegang tonggak maka keduanya harus berbagi tugas, salah satu diantara mereka harus menjaga tonggak, jangan sampai orang yang belum dapat atau ditemui memberi bantuan dengan memegang tonggak, jika ini terjadi maka permainan harus di ulang dan yang kalah tidak akan berubah.

Karena itulah yang kalah harus mencari sebanyak mungkin peserta yang bersembunyi dan kalau biasa seluruhnya, kalau semua yang bersembunyi bisa ditemui maka yang kalah akan berpindah pada regu dimana peserta yang ditemui lebih dulu, tapi hal seperti itu sangat jarang terjadi dan dijumpai, 9 atau 10 dari 18 orang saja ditemui biasanya itu sudah banyak, jika yang dapat katakan dalam pencarian awal 10 orang, maka 8 orang yang masih bersembunyi dan akan memberikan bantuan pada peserta sudah dapat. Lalu bagaimana yang 8 orang ini mengetahui bahwa yang kalah telah memegang tonggak? Biasanya peserta yang telah ditemui atau dapat berteriak sambil mengatakan “la dapek bori bantuan atau sudah dapat kasih bantuan” dengan ucapan berulang-ulang, setelah ucapan terdengar oleh peserta yang masih bersembunyi, disinilah saatnya perserta yang tersisa 8 orang tersebut mulai merapat/mendekati tiang, sembil mendekat mereka harus melakukan dengan berhati-hati, sebab kalau tidak 1 orang yang mencari akan terus mengintai dan yang 1 lagi menjaga tonggak pun selalu waspada, pandangan dan gerakan sipenjaga tonggak harus liar dan tidak boleh lalai sebab peserta yang masih bersembunyi akan selalu memberikan bantuan dari segala sisi.

Jarangnya terjadi semua peserta ditemuai pada pencarian besama (kedua orang yang kalah) baru memegang tonggak, ini dikarenakan pencarian yang lama dan permainan akan membosankan, namun apabila seberapa dapat segera dilakukan pemegangan tonggak maka permainan akan memberikan warna yang menghibur, peserta yang telah dapat harus sportif dan tidak boleh ikut berkeliaran di arena tonggak bantuan tersebut, sebab akan mengganggu peserta yang sedang kalah dalam pencariannya.

Durasi waktu 3 atau 4 jam permainan, yang kalah bisa saling bergantian dan bisa juga selama 3 atau 4 jam tersebut hanya satu regu saja yang merasakan posisi kekalahan, hal ini tergantung situasi dan kondisi terkadang pencarian bisa cepat terselesaikan. Kalau nasib lagi baik yang kalah biasanya sebentar memerlukan waktu dalam pencarian tersebut, namun apabila kurang beruntung nikmatilah kekalahan itu sampai berhentinya permainan dan bahkan masih banyak peserta yang belum di temui ketika permainan itu selesai, ketika permainan harus dihentikan karena malam sudah larut, biasanya himbauan untuk berhenti disampaikan oleh peserta yang ada disekitar tonggak.

Hal-hal yang unik terkadang ada terjadi dalam permainan sondok-sondok an ini, karena peserta yang tersisa terkadang sangat sulit untuk dicari atau ditemui, seharusnya mereka yang masih bersembunyi memberikan bantuan pada teman yang sudah dapat, malah berada pada tempat-tempat yang tidak disangka dan terkadang melanggar atauran permainan, seperti misalnya melewati batas, manjat pohon dan makan pulang kerumah. Dalam hal melewati batas yang tentu melanggar kesepakatan biasanya sulit untuk di ketahui oleh peserta lain selama permainan, Sedangkan manjat pohon dan pulang makan tidak masuk dalam aturan pelanggaran. Hal-hal seperti ini biasanya dilakukan oleh orang-orang tertentu dan tidak akan menjadi masalah besar dalam permainan ini. Kelakuan peserta seperti itu baru biasa diketahui esok harinya oleh 1 atau 2 orang, biasanya diketahui dari mulut orang berbuat hal-hal tersebut.

Hal-hal positif yang bisa diambil dari permainan sondok-sondok an/cari-carian yang harus ditanamkan sejak dini antara lain :

- Keberanian dalam kemandirian
- Kejujuran dalam aktifitas
- Silahtuhrahmi antar peserta selalu terjalin

Ket :
Sondok-sondok an = cari-carian / sembunyi
Pelak = Kebun yang dipagar
Tonggak = Tiang
Olun = Belum
sumber : sungaikuantan.com

EMBEK-EMBEKAN

Permainan Anak Tradisional, sahabat semua berikut ini satu lagi permainan tradisional yang sudah terdengar asing di telinga kita lagi.



Tentunya permainan anak yang satu ini sudah tidak asing lagi bagi anak-anak kampung di Jawa pada zaman dahulu, terutama anak laki-laki. Permainan ini memang lebih kental dimainkan oleh anak laki-laki daripada perempuan, karena membutuhkan unsur kekuatan fisik. Kekuatan fisik identik dengan anak laki-laki. Sementara anak perempuan biasanya lebih banyak menjadi penonton dan suporter saja. Permainan embek-embekan sebenarnya hampir mirip dengan permainan gulat. Mereka saling menjatuhkan dan pemain yang berada di bawah, dikatakan pihak yang kalah. Bagi yang kalah tidak akan dilepaskan, sebelum menyerah dan mengatakan embek.



Kata embek-embekan atau mbek-mbekan, sebenarnya berasal dari kata embek. Embek adalah tiruan bunyi kambing yang mengembek. Entah asal-muasalnya dari kapan dan dari mana, akhirnya bunyi tiruan embek digunakan untuk permainan gulat-gulatan tradisional ala anak masyarakat Jawa. Kiranya permainan ini termasuk sangat kuno, di mana manusia zaman dulu lebih mengutamakan kekuatan fisik dan kesaktian. Untuk mengukur kekuatan fisik dan kesaktian, maka mereka lebih banyak adu fisik, salah satunya dengan bergelut atau bergulat. Siapa yang menang dianggap mempunyai kekuatan fisik dan kesaktian yang melebihi manusia lainnya. Kiranya dari sifat manusia itulah yang kemudian menjadi inspirasi anak-anak untuk menjadi sebuah permainan tradisional. Mungkin saat ini, anak-anak sudah sangat jarang melakukan permainan itu, apalagi di perkotaan.

Permainan ini hampir merata di setiap daerah di wilayah Jawa, mungkin hanya namanya yang berbeda. Tetapi yang jelas, nama yang terkenal adalah embek-embekan. Anak laki-laki yang bermain embek-embekan biasanya anak menginjak remaja, berumur sekitar 15-17 tahun. Sementara untuk anak usia di bawah itu, belum begitu menyukainya. Mereka lebih sering hanya menjadi penonton. Begitu pula dengan anak-anak perempuan. Namun kadang-kadang pula, anak-anak kecil ikut-ikutan main embek-embekan. Karena belum bisa mengendalikan amarah, anak yang kalah terus menangis karena mendapat ejekan anak lainnya.



Dolanan embek-embekan melibatkan sedikitnya 2 orang yang saling berhadapan. Umumnya memang dilakukan secara individu, satu lawan satu. Namun kadang-kadang pula secara kolektif, artinya tiga lawan tiga. Tetapi cara menghadapinya tetap satu lawan satu. Hal yang terakhir ini hanya pengembangan dari yang pertama. Dua orang yang hendak bermain embek-embekan biasanya mempunyai usia sebaya atau setidaknya mempunyai besar badan dan kekuatan yang hampir seimbang. Jika ada yang sudah berani bermain, maka setidaknya harus ada satu wasit atau yuri yang umumnya diambilkan orang yang lebih tua. Fungsi wasit sebagai penengah, jika ada pemain yang berbuat curang, maka tugas wasit melerai. Wasit juga tidak boleh berat sebelah.

Sementara, anak-anak kampung dulu ketika bermain embek-embekan mencari tempat yang aman, misalnya halaman kebun bertanah, berpasir, atau tanah lapang yang banyak rumputnya. Sangat dihindari lapangan keras, seperti ubin, keramik, beraspal, dan sebagainya. Sebab permainan ini sangat berbahaya dan mudah terluka jika dimainkan di tempat yang keras. Sementara aturan tidak tertulis untuk menentukan pemain kalah antara lain: 1) badannya sudah tertindih dan lehernya terjepit tangan lawan (dipithing); 2) badan dalam posisi telentang dan kedua tangannya terpegang erat oleh tangan lawan; dan 3) badannya tengkurab dan ditindih oleh lawannya (juga tengkurap), tetapi letak badannya melintang, yang disebut dialang.

Jika sudah ada dua pemain, misalkan pemain A dan B hendak bermain embek-embekan, mereka bersama wasit segera bersiap-siap di tanah lapang yang sudah ditentukan. Sementara para suporter bisa menyoraki dan memberi dukungan di sekeliling mereka bermain. Setelah itu, wasit memberi aba-aba siap atau wis (sudah). Lalu kedua pemain A dan B berusaha untuk saling menjatuhkan lawan, baik dengan cara mendorong, menarik, mithing, menjegal kaki, dan kemudian membantingnya. Misalkan pemain B terjegal, maka pemain A segera menguncinya. Apabila pemain B sudah tidak bisa bergerak karena kehabisan tenaga dan mengatakan embek, maka pemain A harus melepaskannya. Pemain A dianggap pemenangnya. Namun seringkali pula setelah terjegal, justru pemain B masih bisa memberi perlawanan dan berlangsung sangat sengit.

Apabila pemain B sudah kalah satu, permainan bisa dimulai lagi dari awal, tergantung kesepakatan bersama. Jika hanya sekali main, memang pemain B dianggap kalah. Namun jika menurut kesepakatan permainan bisa 2 atau 3 kali, maka permainan bisa dilanjutkan selanjutnya. Andaikan, pemain A sudah menang, maka permainan bisa dilanjutkan apabila ada musuh lainnya yang ingin maju dan mencoba kekuatan pemain A. Demikian seterusnya. Dalam permainan embek-embekan ini, selalu ada yang menang dan kalah. Namun tidak berarti yang menang boleh sombong, karena semua itu hanyalah permainan, untuk mengisi waktu senggang serta menambah hiburan dan keceriaan anak-anak.

Sumber: Permainan Tradisional Jawa, Sukirman Dharmamulya, dkk, 2004, Yogyakarta: Kepel Press

Koleksi Museum Permainan Anak Kolong Tangga






Koleksi Museum Permainan Anak Kolong Tangga, Koleksi museum meliputi mainan anak dari era Majapahit sehingga secara tidak langsung juga mendudukkannya sebagai pusat konservasi. Berbagai mainan anak tradisional dari berbagai daerah di Nusantara maupun mancanegara disajikan di sini.





Selain aspek pameran, museum aktif melakukan workshop (story telling, kerajinan tangan, dan lain-lain) serta program The Museum Comes to Visit You ditujukan untuk mengunjungi pasien anak di rumah sakit. Kegiatan-kegiatan digelar pada akhir pekan membuat museum dipadati anak-anak. Sungguh menyenangkan menemukan di tengah serangan game elektronik, menyembul sebuah oase menawarkan tempat bagi anak-anak untuk menikmati dunia permainan yang aktif sembari mendalami kekayaan warisan budaya bangsa mereka sendiri; serta mengenal pula kekayaan permainan tradisional bangsa-bangsa di dunia.



Semoga akan menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lainnya.

Download Midi Lagu Permainan Anak

Download Midi Lagu Permainan Anak, berikut ini ada beberapa midi lagu permainan anak yang ada di indonesia,

Cublak-cublak suweng
Download

Rasa Sayange

Download

Jamuran
Download


Gundul-gundul Pacul

Download

Potong Bebek
Download

sementara baru ini yang dapat saya post, insaya alloh akan di update setiap saya dapat tambahan tentang lagu permainan anak tradisional

asal-usul museum kolong tangga







asal-usul museum kolong tangga, museum permainan anak pertama di indonesia, Permulaannya adalah Rudi Corens, artis kebangsaan Belgia yang telah menetap di Jogja sejak 1991. Menggagas museum mainan anak. Sekaligus menyumbangkan seluruh koleksi pribadinya yang berjumlah lebih dari 900 item. Bekerjasama dengan Dyan Anggraini, kepala Taman Budaya Yogyakarta, Museum Kolong Tangga resmi dibuka pada 2 Februari 2008.



























Museum mainan anak pertama



Museum mainan anak pertama bernama "Museum Mainan Anak Kolong Tangga", Museum ini memiliki mainan dari beberapa daerah di Indonesia dan beberapa negara di dunia. Ada boneka wayang kayu dari Sunda, Polandia, dan Beijing, mainan anak-anak dari Papua, mainan burung dari Jawa, Lombok, dan Jepang, mainan binatang kayu dari Afrika, boneka mini dari Beijing dan masih banyak lagi.
Museum Anak Kolong Tangga Yogyakarta memiliki hampir 1000 lebih mainan anak tradisional.







Museum, seperti buku dan hidup. Pengunjung dapat menimba darinya pengetahuan sekaligus nilai-nilai kehidupan. Kehadiran Museum Mainan Anak Kolong Tangga katakan bahwa dua hal ini benar. Tidak hanya koleksi yang dimilikinya dapat memperluas cakrawala pengetahuan pengunjung. Sekaligus kehadirannya menandai bahwa spirit kepedulian dan kegembiraan membagi masih ada di tengah-tengah kita. Sukacita membagikan apa yang dimiliki serta bermanfaat bagi orang lain. Peduli bahwa ada sesuatu yang sedang tergerus padahal tidak semestinya begitu.