Lu Lu Cina Buta adalah permainan rakyat yang masih selalu dimainkan oleh anak-anak kecil di Tembilahan, Indragiri Hilir. Permainan ini bagi masyarakat pendukungnya adalah semata-mata merupakan permainan penyalur kreativitas anak-anak untuk mengisi waktu senggang, permainan itu dimainkan sebagai hiburan pelepas lelah saja, terlepas dari ikatan suatu peristiwa sosial tertentu. Tidak pula menjadi tuntutan adat istiadat yang berlaku di daerah itu. Permainan ini selain dari mengasyikkan para pelakunya, dapat pula menghibur para penonton yang juga terdiri dari anak-anak di bawah umur.
Yang mengasyikkan para penonton menyaksikan permainan Lu Lu Cina Buta it, disebabkan para penonton bisa berkomunikasi dengan para pelakunya saat mereka sedang menyanyikan lagu permainan tersebut, ialah Lu Lu Cina Buta yang agak lucu dan mengetawakan.
1. Peralatan
Sapu tangan
Sehelai sapu tangan yang akan digunakan untuk menyimpal mata bagi yang menjadi Cina Buta.
Dalam permainan ini biasanya diiringi dengan lagu Lu Lu Cina Buta, dinyanyikan tanpa musik pengiring. Adapun bunyi lagu Lu Lu Cina Buta, seperti berikut:
Lu Lu Cina Buta
Lu banyak tai mata
Lu berjalan teraba-raba
Lala terantuk janda tua
Dalam nyanyian di atas, kata janda selalu ditukar-tukar menjadi Nyonya, Kuda, dsb.
2. Cara Bermain
- Dilakukan undi.Sebelum bermain dilakukan undian terlebih dahulu untuk mencari pelaku Cina Butanya, biasanya undian dilakukan dengan cara suit:
- Sut seorang lawan seorang, yang kalah terus sut lagi dengan yang berikutnya, berturut-turut hingga tinggal seorang yang kalah saja untuk menjadi Cina Buta.
- Sut dengan mempergunakan jari tangan: Kelingking menang lawan ibu jari kalah dari telunjuk; Telunjuk menang lawan kelingking, kalah lawan ibu jari; Ibu jari menang lawan telunjuk, kalah dari kelingking.
- Yang kalah menjadi Cina Buta, mukanya ditutup dengan sapu tangan. Kemudian berdiri di tengah-tengah para pemain dalam keadaan mata tersimpul.
- Yang menang beramai-ramai membuat lingkaran dengan cara berpegangan tangan membuat jalan keliling sambil melingkar.
- Sambil melingkar berkeliling, menyanyi bersama-sama lu lu Cina Buta
- Selesai menyanyi, pemain duduk mencangkung dalam posisi menghadap pusat lingkaran
- Setelah pemain selesai bernyanyi, Cina Buta berjalan meraba-raba para pemain, dan menerka nama si pemain tersebut.
- Bila terkaannya tepat, maka yang diterka itu menjadi Cina Buta, lalu permainan baru pula dimulai seperti (kembali ke no. 2 dan 3 di atas)
- Bila terkaannya meleset, maka ia terus menjadi Cina Buta, dan permainan diteruskan. Mulai seperti (kembali ke no. 2 dan 3 di atas)
- Permainan dilakukan terus menerus berulang kali, hingga kira-kira 30-45 menit bubar.
3. Peraturan permainan
- Semua pemain harus ikut bernyanyi, kecuali y menjadi Cina Buta. Yang tak mau ikut bernyanyi, maka ia dihukum menjadi Cina Buta. Maka berlakulah seperti (kembali ke cara bermain no. 2, 3 dan 4)
- Permainan tak boleh keluar lingkaran ataupun menghindari diri dari rabaan Cina Buta. Barang siapa melanggar peraturan tersebut, maka dihukum menjadi Cina Buta, dan berlaku pula seperti (kembali ke permainan no. 2, 3 dan 4).
- Cina Buta meraba-raba wajah, bahu, dan rambut pemain. Dilarang meraba-raba tempat lain terutama di bagian di bawah. Jika melanggar, perekaannya batal, dan kembali menjadi Cina Buta. Permainan diulang lagi seperti (kembali ke permainan no. 2, 3 dan 4).
- Pemain boleh mengatakan ‘up‘ bila ianya ada keperluan mendadak mau keluar, lingkaran, seperti akan pipis atau akan buang hajat, dan sebagainya.
- Bila sekiranya sampai 3 kali putar si Cina Buta gagal menebak, maka permainan diulang seluruhnya dari sut, kemudian main lagi.
4. Tempat Permainan
Tempat bermain Lu Lu Cina Buta adalah rumah, ataupun tanah lapang dengan ukuran: ± 6 x 5 depa.
5. Pemain
- Jumlah pemain untuk permainan ini sekitar 10 s/d 30 orang
- Usia pemain antara 7 s/d 10 tahun
- Permainan ini bisa dilakukan baik oleh anak laki-laki dan perempuan, dan bisa dilakukan bersama.
6. Keahlian Khusus
Dalam permainan ini tidak begitu membutuhkan keahlian khusus, hanya membutuhkan feeling untuk menebak atau menerka lawan mainnya.
7. Nilai Budaya
Permainan Lu Lu Cina Buta diselenggarakan oleh anak-anak dari segala tingkat sosial masyarakat, dengan tidak membeda-bedakan apakah mereka anak orang kaya, ataukah anak orang miskin; anak turunan bangsawan atau anak orang kebanyakan semuanya dipandang sama saja. Mereka bermain dalam satu kesatuan hakekat. Yakni bermain bersama-sama untuk menghibur diri, dan bergembira bersama-sama pula.
No comments:
Post a Comment
Mari kita lestarikan permainan anak tradisional indonesia, minimal dengan meninggalkan komentar di postingan ini. Dengan meninggalkan komentar itu tandanya sahabat peduli dengan permainan anak tradisional